Kelelahan adalah suatu mekanisme
perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga
terjadi pemulihan setelah istirahat. Kelelahan diklasifikasikan dalam dua
jenis, yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan otot adalah merupakan
tremor pada otot / perasaan nyeri pada otot. Sedang kelelahan umum biasanya
ditandai dengan berkurangnya kemauan bekerja yang disebabkan oleh karena
monotoni; intensitas dan lamanya kerja fisik; keadaan lingkungan; sebab-sebab
mental; status kesehatan dan keadaan gizi (Grandjean, 1993).
Ada dua teori tentang keleahan otot
yaitu teori kimia dan teori syaraf pusat terjadinya kelelahan. Pada teori kimia
menjelaskan bahwa terjadinya kelelahan adalah akibat berkurangnya cadangan
energi dan meningkaatnya metabolisme sebagai penyebab hilangnya efisiensi otot.
Sedangkan teori syaraf pusat menjelaskan bahwa perubahan kimia hanyalah
penunjang proses. Perubahan kimia yang terjadi mengakibatkan rangsangan melalui
syaraf sensorik ke otaak yang disadari sebagai kelelahan oto. Rangsangan ini
menghambat otak dalam mengendalikan gerakan sehingga frekuensi pada sel syaraf
berkurang. Berkurangnya frekuensi tersebut akan menurunkan kekuatan kecepatan
kontraksi otot dan gerakan atas perintah kemauan menjadi lambat.
Faktor penyebab terjadinya kelelahan akibat kerja
Grandjean (1991) memnjelaskan bahwa
faktor penyebab keleleahan di industri sangat bervariasi. Faktor-faktor
penyebab kelelahan yaitu Intensitas dan lamanya kerja fisik dan mental;
lingkungan(iklim,penerangan,kebisingan, getaran, dll); circadian rhythm;
problem fisik(tanggung jawab, kekawatiran konflik); kenyerian dan kondisi
kesehatan,daan nutrisi.
Untuk mengurangi tingkat kelelahan
maka dapat dilakukan dengan merubah sikap kerja yang statis menjadi sikap kerja
yang lebih bervariasi atau dinamis, sehingga sirkulasi darah dan oksigen dapat
berjalan normal ke seluruh anggota tubuh.
PENYEBAB KELELAHAN
1.
Aktivitas kerja fisik
2.
Aktivitas kerja mental
3.
Stasiun kerja tidak ergonomis
4.
Sikap paksa
5.
Kerja statis
6.
Kerja bersifat monoton
7.
Lingkungan kerja ekstrim
8.
Psikologis
9.
Kebutuhan kalori kurang
10.
Waktu kerja-istirahat tidak tepat
RESIKO
1.
Motivasi kerja turun
2.
Performansi rendah
3.
Kualitas kerja rendah
4.
Banyak terjadi kesalahan
5.
Stress akibat kerja
6.
Penyakit akibat kerja
7.
Cedera
8.
Terjadi kecelakaan akibat kerja
CARA MENGATASI
1.
Sesuai kapasitas kerja fisik
2.
Sesuai kapasitas kerja mental
3.
Redesain sistem kerja ergonomis
4.
Sikap kerja alamiah
5.
Kerja lebih dinamis
6.
Kerja lebih bervariasi
7.
Redesain lingkungan kerja
8.
Reorganisasi kerja
9.
Kebutuhan kalori seimbang
10.
Istirahat setiap 2 jam kerja
dengan sedikit kudapan
MANAJEMEN PENGENDALIAN
1.
Tindakan preventif melalui
pendekatan inovatif dan partisipartoris
2.
Tindakan kuratif
3.
Tindakan rehabilitatif
4.
Jaminan masa tua
Pengukuran Kelelahan
Grandjean
(1993) mengelompokan metode pengukuran kelelahan dalam beberapa kelompok
sebagai berikut :
1. Kualitas
dan kuantitas kerja yang dilakukan
·
Pada metode ini,
kualitas output merupakan sebagai jumlah proses kerja (waktu yang digunakan
setiap sistem) atau proses operasi yang dilakukan setiap unit waktu.
2. Uji
psiko-motor(psychomotor test)
Pada
metoide ini dapat menggunakan salah satu cara yaitu dengan pengukuran waktu
reaksi. Waktu reaksi adalah jangka waktu dari pemberian waktu dari rangsang
sampai pada saat kesadaran atau dilaksanakan kegiatan. Dalam cara ini dapat digunakan nyala lampu, denting suara,
sentuhan kulit atau goyangan badan. Terjadinya perpanjangan waktu reaksi
meerupakan petunjuk adanya pelambatan pada proses faal syaraf dan otot.
Alat
ukur waktu reaksi yang telah dikembangkan di Indonesia biasanya menggunakan
nyala lampu dan denting suara sebagai stimulasi.
3. Uji
hilangnya kelipan (flicker-fusieon test)
Dalam
kondisi lelah kemampuan tenaga kerja untuk melihat kelipan akan
berkurang.semakin lelah akan semakin panjang waktu yang diperlukan untuk jarak
antara dua kelipan.
4. Perasaan
kelelahan secar subjektif (subjctive feelings of fatigue)
Pengujian
berasal dari Industrial fatigue research committee (IFRC) Jepang, merupakan
kuesioner yang dapat mengukur tingkat kelelahan sebjektif.
Sinclair
(1992) menjelasakn beberapa metode yang dapat digunakaan dalam pengukuran
subjektif. Metode tersebut antara lain; ranking methods, rating methods,
questionnaire methods, interviews dan checklist.
5. Uji
mental
Konsentrasi
merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menguji ketelitian dan
kecepatan menyelesaikan pekerjaan. Bourdon wiersma test, merupakan salah satu
alat yang dapat mengukur kecepatan, ketelitian dan konstansi. Hasil test akan
menunjukan bahwa semakin lelah seseorang maka tingkat kecepatan, ketelitian dan
konstansi akan semakin rendah atau sebaliknya.
untuk file power point silahkan klik disini
untuk file power point silahkan klik disini
ConversionConversion EmoticonEmoticon