DESAIN STASIUN KERJA

Annis dan McConville (1996) serta Manuaba (1999) mengemmukakan bahwa ergonomi adalah kemampuan untuk menerapkan informasi menurut karakter manusia, kapasitas dan keterbatasannya dalam desain pekerjaan, mesin dan sistemnya, ruangan kerja dan lingkungan, sehingga manusia dapat hidup dan bekerja secara sehat, aman, nyaman, dan efisien.
A.    Pendekatan Dalam Desain Stasiun Kerja
Secara umum dalam memodifikasi stasiun kerja baru maupun mendesain ulang, perancang seringkali dibatasi oleh faktor finansial maupun teknologi seperti, keleluasan memodifikasi, ketersediaan ruangan, lingkungan, ukuran frekuensi alat yang digunakan, kesinambungan pekerjaan, dan populasi yang menjadi target.
Menurut Das dan Sengupta (1993) pendekatan secara sistemik untuk menentukan sistemik dimensi stasiun kerja dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1.    Mengidentifikasi variabilitas populasi pemakai yang didasarkan pada etnik, jenis kelamin, dan umur.
2.    Mendapatkan data antropometri yang relevan dengan populasi pemakai.
3.    Dalam pengukuran antropometri perlu mempertimbangkan pakaian, sepatu dan posisi normal.
4.    Menentukan kisaran dari pekerjaan utama.
5.    Tata letak dari alat-alat tangan, harus dalam kisaran jangkauan optimum.
6.    Menempatkan displai yang tepat.
7.    Review terhadap desain stasiun kerja secara berkala.
B.     Pertimbangan Antropometri Dalam Desain
Menurut Sandres & McCormick (1987), Peasant (1988), dan pulat (1992) bahwa ergonomi adalah pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik tubuh yang relevan dengan desain tentang sesuatu yang dipakai orang.
Dalam menentukan ukuran stasiun kerja, alat kerja, dan produk pendukung lainnya, data antropometri tenaga kerja  memegang peranan penting. Dengan mengetahui ukuran antropometri tenaga kerja akan memudahkan membuat alat kerja yang sesuai dengan pekerja sehingga  menciptakan kenyamanan, kesehatan, keselamatan, dan estetika kerja.
Jadi dalam pengumpulan data antropometri yang akan digunakan untuk mendesain harus memperhitungkan variabilitas pemakai atau pekerja seperti ukuran tubuh, jenis kelamin, umur, dan ras atau etnik.
C.     Desain Stasiun Kerja dan Sikap kerja duduk
Posisi tubuh dalam kerja sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan yang dilakukan. Beekerja dengan posisi duduk mempunyai beberapa keuntungan yaitu pembebanan pada kaki, pemakaian energi, dan keperluan untuk sirkulasi darah lebih kecil.
Tapi kerja dengan sikap duduk terlalu lama dapat menyebabkan otot perut melembek dan tulang belakang melengkung sehingga cepat lelah. Untuk mendapatkan hasil kerja yang lebih baik tanpa ada pengruh buruk bagi tubuh, perlu dipertimbangkan jenis pekerjaan yang sesuai dilakukan dengan posisi duduk, antara lain:
1.    Pekerjaan yang memerlukan kontrol teliti pada kaki
2.    Pekerjaan yang memerlukan ketelitian pada tangan
3.    Tidak memerlukan tenaga dorong yang besar
4.    Objek yang dipegang tidak memerlukan tangan bekerja pada ketinggian lebih dari 15 cm dari landasan kerja
5.    Diperlukan tingkat kestabilan tubuh yang tinggi
6.    Pekerjaan dilakukan pada waktu yang lama
7.    Seluruh objek yang dikerjakan masih dalam jangkauan dalam posisi duduk.
Pada posisi duduk diperlukan pengaturan pada ketinggian landasan. Sediakan meja yang dapat naik turun jika diperlukan, landasan kerja harus memungkinkan lengan menggantung pada posisi rileks dari bahu, serta ketinggian landasan kerja tidak memeerlukan fleksi tulang belakang yang berlebihan.
D.    Desain Stasiun Kerja dan Sikap Kerja Berdiri
Sikap kerja berdiri juga banyak ditemukan di perusahaan. Sikap berdiri merupan sikap siaga baik fisik maupun mental, sehingga aktivitas kerja yang dilakukan lebih cepat, kuat, dan teliti. Sikap kerja berdiri  lebih melelahkan, dan energi yang dikeluarkan lebih banyak 10-15% dibandingkan dengan duduk.
Faktor kelelahan menjadi penyebab utama dari kerja berdiri dalam waktu yang lama. Untuk meminimalkan pengaruh kelelahan dan keluhan subjektif maka pekerjaan harus didesain agar tidak terlalu banyak menjangkau, membungkuk, atau melakukan gerakan dengan posisi kepala yang tidak alamiah.
Beberapa pertimbangan tentang pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan berdiri yaitu:
1.    Memegang objek yang berat (>4.5 kg)
2.    Sering menjangkau ke atas, ke bawah, dan kesamping
3.    Saat melakukan pekerjaan penekanan
4.    Diperlukan mobilitas tinggi.
E.     Desain Stasiun Kerja dan Sikap Kerja Dinamis
Clark (1996) mengkombinasikan dari posisi duduk dan berdiri menjadi desain sebagai berikut:
1.    Pekerjaan yang dilakukan dengan duduk dan berdiri saling bergantian
2.    Perlu menjangkau sesuatu lebih dari 40 cm dan atau 15 cm diatas landasan kerja

3.     Tinggi landasan kerja antara 90-120 cm, yang merupakan ketinggian yang paling baik untuk posisi duduk maupun berdiri. 

untuk bentuk Power point silahkan download disini
Previous
Next Post »

1 comments:

Click here for comments
30 June 2018 at 02:05 ×


akan lebih baik jika ada gambar yang mendukung materi ini, bagus teruskan untuk berbagi ilmunya...........

Congrats bro Seni bina diri you got PERTAMAX...! hehehehe...
Reply
avatar
Thanks for your comment