BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Korosi merupakan salah satu hal yang sering menimbulkan kendala bagi
jalannya proses kerja di lingkungan industri. Korosi menyerang peralatan pabrik
terutama yang terbuat dari logam.
Korosi dapat terjadi pada semua logam, terutama yang berhubungan dengan
udara atau cairan yang korosif. Pada sistem pendingin logam bersinggungan
langsung dengan cairan yang bersifat korosif, sehingga logam akan mudah terserang
korosi. Apalagi jika mesin tersebut berhubungan terus dengan air secara terus
menerus.
Seperti halnya pada sistem pendingin yang fungsinya menyuplai air dingin
ke mesin-mesin industri seperti compressor, kondensor, dan chiller. Dimana air
bersirkulasi dalam sistem pendingin dan terjadi kontak langsung dengan semua
komponennya. Akibatnya komponen tersebut akan mudah terserang korosi.
Korosi pada sistem pendingin sangat merugikan, karena korosi ini akan
mengurangi performa sistem pendingin saat mendinginkan mesin. Sehingga mesin
tidak pada temperatur normal.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas, didapat rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Mengapa korosi terjadi pada sistem
pendingin?
2.
Bagaimana dampak korosi pada sistem
pendingin?
3.
Bagaimana cara mencegah korosi pada sistem
pendingin?
1.3
Tujuan Penelitian
1.
Mengetahui penyebab korosi pada sistem
pendinginan
2.
Mengetahui dampak korosi pada sistem
pendingin
3.
Mengetahui pencegahan korosi pada sistem
pendingin
1.4
Manfaat Penelitian
1.
Memberikan pemahaman terhadap penyebab,
dampak, dan pencegahan korosi pada sistem pendingin.
2.
Memberikan pengalaman kepada penulis untuk menerapkan dan
memperluas wawasan penerapan teori dan pengetahuan yang telah diterima di dalam
perkuliahan pada kegiatan nyata
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Sistem Pendingin
Sistem pendinginan dalam mesin kendaraan adalah suatu sistem yang
berfungsi untuk menjaga supaya temperatur mesin dalam kondisi yang ideal.
Prinsip pendinginan adalah melepaskan panas mesin ke udara, tipe langsung
dilepaskan ke udara disebut pendinginan udara (air
cooling), tipe menggunakan fluida sebagai perantara disebut pendinginan
air.
2.2
Korosi pada Sistem Pendingin
Korosi
sering terjadi pada sistem pendingin pada pabrik seperti industri migas
disebabkan karena sistem pendingin sering teroksidasi dengan H2O dan udara,
sehingga mudah sekali terjadi perkaratan.
Korosi
dapat terjadi pada semua logam, terutama yang berhubungan dengan udara atau
cairan yang korosif. Pada sistem pendingin logam bersinggungan langsung dengan
cairan yang bersifat korosif, sehingga logam akan mudah terserang korosi.
Apalagi jika mesin tersebut berhubungan terus dengan air secara terus menerus.
Seperti halnya pada sistem pendingin yang fungsinya menyuplai air dingin ke
mesin-mesin industri seperti compressor, kondensor, dan chiller. Dimana air
bersirkulasi dalam sistem pendingin dan terjadi kontak langsung dengan semua
komponennya. Akibatnya komponen tersebut akan mudah terserang korosi.
Sistem
pendigin bekerja berdasarkan perpindahan panas antara udara dan air. Di dalam
sistem pendingin terjadi suatu siklus panas dan dingin. Air yang telah
didinginkan oleh cooling tower dipompa dan didistribusikan ke mesin-mesin
industri seperti kompresor, kondensor dan chiller untuk mendinginkan fluida
kerjanya. Air panas yang keluar dari penukar kalor mesin-mesin tersebur
selanjutnya kembali lagi ke cooling tower untuk didinginkan lagi hingga
seterusnya.
karena
permukaan Sistem pendingin ini selalu kontak dengan air maka korosi di sistem
pendingin ini sering dikatakan sebagai korosi dalam air. Semua air dapat jadi
penyebab korosi karena air dapat berfungsi sebagai pereaksi, katalisator,
sebagai pelarut, maupun sebagai elektrolit untuk terjadinya korosi pada logam.
Tetapi korosivitas dari masing-masing air ini akan berlainan terhadap logam
yang sama karena agresivitas berbeda disebabkan mempunyai komposisi zat
terlarut yang tidak sama. Komponen-komponen dari cooling sistem yang biasa
terserang korosi adalah sebagai berikut :
1.
Pompa dan pipa pompa
2.
Pipa masuk after cooler kompresor
3.
Katup-katup, elbow, dan sambungan sambungan pipa
2.3
Faktor-faktor yang
Menyebabkan Korosi
Beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya korosi yaitu:
1. PH
Semakin
tinggi pH maka laju korosi akan semakin cepat, sehingga air dalam sistem
pendingin dikontrol agar pH sekitar pH netral yaitu tujuh koma lima sampai
delapan koma lima (7,5 – 8,5).
2. Temperatur
Temperatur
mempengaruhi kecepatan reaksi redoks pada peristiwa korosi. Secara umum,
semakin tinggi temperatur maka semakin cepat terjadinya korosi. Hal ini
disebabkan dengan meningkatnya temperatur maka meningkat pula energi kinetik
partikel sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan efektif pada reaksi redoks
semakin besar dan laju korosi pada logam semakin meningkat.
3. Partikel padat dan
sistem deposit
Banyaknya
partikel padat atau mineral-mineral yang terkandung di dalam air bertendensi
menyebabkan terbentuknya deposit. Deposit yang keras dan melekat kuat
dipermukaan logam disebabkan oleh konsentrasi mineral-mineral nyang melebihi
batas kelarutannya. Dari adanya deposit maka di daerah bawah deposit akan mudah
terbentuk korosi (korosi di bawah deposit / under deposit corrosion).
4. Kecepatan aliran air
Kecepatan
aliran air yang tinggi diatas kecepatan kritisnya di dalam pipa berpotensi
menimbulkan korosi. Kerusakan permukaan logam yang disebabkan oleh aliran
fluida yang sangat deras itu yang disebut erosi. Proses erosi dipercepat oleh
kandungan partikel padat dalam fluida yang mengalir tersebut atau oleh adanya
gelembung-gelembung gas. Dengan rusaknya permukaan logam, rusak pula lapisan
film pelindung sehingga memudahkan terjadinya korosi . Kalau hal ini terjadi
maka proses ini disebut karat erosi.
5. Pertumbuhan mikro
organisme
Secara
teoritis apabila tidak terdapat zat asam, maka laju korosi pada baja relatif
lambat, namun pada kondisi-kondisi tertentu ternyata laju korosinya justru
tinggi sekali. Setelah diselidiki ternyata di daerah tersebut hidup sejenis
bakteri anaerobic yang hanya bertahan dalam kondisi tanpa zat asam. Bakteri ini
mengubah (reducing) garam sulfat menjadi asam yang reaktif dan menyebabkan
korosi.
2.4 Tipe-tipe Korosi pada
Sistem Pendingin
1. General Korosi Atmosfer
( General corrosion )
Jenis
korosi ini terjadi akibat proses elektrokimia antara dua bagian benda padat
khususnya logam besi yang berbeda potensial dan langsung berhubungan dengan
udar terbuka. di udara, perbedaan struktur molecular dari material logam itu
sendiri, serta perbedaan tegangan di dalam bagian-bagian logam besi tersebut.
Secara alami hal-hal tersebut menimbulkan perbedaan potensial antara
bagian-bagian, perbedaan potensial ini menyebabkan sebagian dari logam bersifat
katodis, yakni kotoran , oksida, dan struktur molecular yang katodis, serta
bagian yang anodis, yakni bagian metal besi yang murni.
2. Korosi Galvanis
Korosi
galvanis berprinsip reaksi sebagaimana halnya sel galvanis. Korosi galvanis
merupakan proses pengkorosian elektrokimiawi jika dua macam logam yang berbeda
potensial dihubungkan langsung di dalam elektrolit yang sama.
3. Korosi Erosi
(Errosion corrosion)
Erosi
adalah kerusakan permukaan metal yang disebabkan oleh aliran fluida yang sangat
deras.
4. Korosi Sumuran
(Pitting corrosion)
Bentuknya
ada yang merata di seluruh permukaan metal, ada yang terisolir (isolated),
namun keseluruhannya berada dalam lingkungan yang cair atau basah, hal ini
dikarenakan sumuran tersebut sebagai akibat proses elektrokimia yang
terkonsentrasi pada suatu lokasi secara berkesinambungan. Secara umum karat ini
memiliki ciri-ciri anoda sangat kecil dan sering terjadi dibawah deposit atau
titik lemah.
5. Korosi kavitasi
Apabila
karena tingginya kecepatan cairan menciptakan daerah-daerah bertekanan tinggi
dan rendah secara berulang-ulang pada permukaan peralatan dimana cairan
tersebut mengalir, maka terjadilah gelembung –gelembung uap cairan pada
permukaan tersebut, yang apabila pecah kembali menjadi cairan yang menimbulkan
pukulan pada permukaan yang cukup besar untuk memecahkan film oksida pelindung
permukaan tadi.
Mekanisme
kavitasi secara skematis ditunjukkan oleh gambar 1.6 yakni melalui beberapa
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Gelembung kavitasi
terbentuk pada film pelindung.
b. Gelembung-gelembung
tersebut pecah dan merusak lapisan film tersebut.
c. Permukaan logam yang
sudah tak terlindungi mulai terkorosi dan film terbentuk kembali.
d. Gelembung-gelembung
kavitasi yang baru, terbentuk lagi pada tempat yang sama.
e. Gelembung pecah dan
merusak lapisan film.
f.
Daerah yang terbuka (tak terlindungi lapisan
film) terkorosi lagi dan lapisan film terbentuk kembali dan seterusnya
2.5 Efek yang ditimbulkan
oleh adanya korosi
1.
Merusak logam dari cooling system.
2.
Korosi menghasilkan deposit dalam penukar kalor.
3.
Efisiensi perpindahan panas berkurang oleh adanya deposit.
4.
Kebocoran pada perlengkapan maupun peralatan.
5.
Terjadi kontaminasi pada proses dan airnya sendiri.
2.6 Zat Inhibitor sebagai Pencegah Korosi pada
Sistem Pendingin
Inhibitor
adalah suatu zat kimia yang apabila ditambahkan / dimasukkan dalam jumlah sedikit
kedalam suatu zat karoden ( lingkungan yang korosif), dapat secara efektif
memperlambat atau mengurangi laju pengkaratan yang ada.
Terdapat beberapa
jenis zat inhibitor :
1. Passivating inhibitor
Passivating
inhibitor adalah jenis inhibitor yang paling efektif dari seluruh jenis
inhibitor lainnya karena dapat melumpuhkan pengkaratan hampir secara menyeluruh
, namun jenis inhibitor ini disebut sebagai inhibitor yang berbahaya, karena
dalam kondisi tertentu justru akan mempercepat pengkaratan.
2. Inhibitor katodik
Ialah
zat-zat yang dapat menghambat terjadinya reaksi di katoda. Pelambatan karat (
inhibition ) dengan mempolarisasi reaksi katodik. Berpengaruh terhadap kedua
reaksi katodik yang biasa. Dalam reaksi pertama:
2H2O + O2 + 4e-
→ 4OH-
Inhibitor
bereaksi dengan ion hidroksil untuk mengendapkan senyawa-senyawa tidak dapat
larut ke permukaan katoda, yang karena itu menyelimuti katoda dari elektrolit
dan mencegah masuknya oksigen ke situ..
Dalam reaksi
katodik kedua :
2H+ +
2e- → 2H → H2
Inhibitor
katodik ada kecenderungan tidak efisien walaupun tidak berbahaya pada logam ,
tapi jelas kurang memperbaiki ketahanan pada korosi.
3. Inhibitor anodik
Inhibitor
ini akan diadsorbsi pada bagian yang anodik dan akan menahan terjadinya korosi
pada yang anodik. Karena korosi terjadinya pada anoda, maka penggunaan
inhibitor anoda ini sangat efisien. Hanya ada bahayanya yaitu bila inhibitor
tidak menutupiu seluruh anoda, akan memperluas daerah katoda.
Yang termasuk
inhibitor anodik adalah zat-zat yang membentuk zat tidak laruit seperti NaOH,
PO43-, CO32-, karena akan membentuk Fe(OH)3,
FePO4, Fe(CO3)3 yang jadi lapis lindung pada besi
4. Inhibitor Adsorpsi
Jenis
inhibitor adsorpsi adalah merupakan kelompok yang terbesar. Terutama zat
organik dan koloid-koloid yang dapat membentuk lapisan film pada permukaan
logam.
5. Inhibitor organik
Senyawa
organik banyak yang bersifat menghambat proses pengkaratan yang tidak dapat
digolongkan sebagai bersifat katodik atau anodik. Secara umum dapat dikatakan
bahwa zat ini mempengaruhi seluruh permukaan metal yang sedang berkarat apabila
diberikan dalam konsentrasi secukupnya. ( Rachmat Supardi, 1997 )
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1.
Pada sistem pendingin
mudah terkena korosi karena komponen sistem pendingin bersinggungan langsung
dengan zat yang bersifat korosif.
2.
Korosi pada sistem pendingin mengakibatkan
kinerja sistem pendingin kurang optimal.
3.
Laju korosi dapat diperlambat dengan
menambahkan zat inhibitor.
3.2
Saran
1.
Pada sistem pendingin sangat mudah terjadi
korosi, untuk itu gunakan zat inhibitor untuk memperlambat laju korosi.
DAFTAR
PUSTAKA
http://jurnal.batan.go.id/index.php/pin/article/view/1375/1306
diakses pada tanggal 30 September 2016
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistempendinginan diakses pada tanggal 2 oktober 2016
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi/article/download/1973/1732 diunduh pada tanggal
4 oktober 2016
3 comments
Click here for commentsKorosi memang jahat gan, buktinya aja pipa yang tersabung ke kompresor ac saya terserang korosi, padahal saya udah bersihin. Setelah 2 minggu sudah terkena korosi tanpa sepengetahuan saya.
Replyternyata sistem pendingin seperti AC itu ilmunya banyak banget yah yang harus dipelajari termasuk masalah korosi pada komponen AC sendiri. AC LG inverter saya dirumah sudah hampir 2 tahun untungnya masih terbebas korosi.
ReplyMenjual berbagai macam jenis Chemical untuk Boiler,cooling tower chiller dan waste water treatment untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
ReplyWA:0814-1084-9918
Terima kasih
ConversionConversion EmoticonEmoticon