Pengujian las dengan cara destruktif

Destruktif Test dan Manfaatnya

Pengujian las adalah suatu cara atau metode untuk pemeriksaan kondisi hasil pengelasan agar pengelasan tersebut tidak membahayakan ketika digunakan. Jenis pengujian ada 2 macam yaitu pengujian Non Distruktive Test dan pengujian
Distruktive Test.
Pengujian destruktif Test (DT) termasuk metode dimana material dipecah dalam rangka untuk menentukan sifat mekanik, seperti kekuatan, ketangguhan dan kekerasan. Dalam prakteknya berarti, mencari tahu apakah kualitas las yang cukup baik untuk menahan tekanan ekstrim atau untuk memverifikasi sifat-sifat material. Alasan pengujian ini adalah mendeteksi cacat terjadi selama pengelasan yang mempengaruhi kualitas dan kekerasan Las, uacat lainnya terjadi karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan tukang las, untuk mengetahui kemampuan tukang las. Pengujian DT ada beberapa jeis yaitu:

1) Pengujian tarik
Pemgujian Tarik merupakan cara pengujian yang mana contoh dipersiapkan ditarik sampai benda uji patah. Uji Pengukuran dicatat dalam PSI (pounds per square inch) E7018 = 70.000 PSI. Sampel uji tarik dalam pengelasan dapat mengungkapkan kekuatan tarik lasan, batas elastis, titik luluh, dan daktilitas. Batas elastis logam adalah batas tegangan (beban) yang menahan dan masih kembali ke panjang aslinya setelah beban dilepaskan. Kekuatan tarik lasan terjadi saat benda uji tidak kembali ke panjang aslinya. Daktilitas adalah kemampuan logam untuk meregangkan atau memanjang sebelum rusak.

2) Pengujian Kejut ( Impact tester)
Impact tester adalah pengijian yang menggunakan bandul berat yang mampu mengukur jumlah gaya yang dibutuhkan untuk mematahkan spesimen uji yang diambil dari HAZ “Daerah terpengaruh Panas .Dampak pengujian dapat dilakukan baik menggunakan Izod atau metode charpy. (Kedua metode serupa). Uji kejut digunakan untuk mengukur ketangguhan ( toughness ) bahan.

3) Pengujian Lengkung
Uji lengkung digunakan untuk mengevaluasi keuletan sambungan las. Pengujian lengkung dipisahakan menjadi 3 jenis pengujian : Pengujian root bend, Pengujian face bend, dan Pengujian side bend.

4) Pengujian kekerasan
Pengujian kekerasan merupakan cara pengujian dengan mengukur kekerasan sebuah hasil pengelasan, hal ini diakibatkan karena kekerasan material logam merupakan faktor penting dalam menentukan sifat-sifat mekanis dari suatu material. Kekerasan maksimal pada daerah lasan yang diukur dengan uju kekerasan digunakan sebagai dasar penentuan kondisi sebelum dan sesudah pemanasan yang akan dilaksanakan untuk mencegah retakan hasil pengelasan. Janis pengujian yang umum dilakukan :Brinell, Rockwell, Vickers berlian piramida dan Scleroscope.

5) Pengujian Makro dan Mikro
Pengujian makro dan mikro merupakan cara pengujian hasil las dengan alt-alat yang memiliki tingkat ketelitian yang tinggi. Uji makro menggunakan kaca pembesar sedangkan uji mikro menggunakan mekroskop. Struktur mikro pada benda hasil pengelasan sangat ditentukan oleh proses pendinginan benda las terutama dari titik cair mencapai suhu rekristalisasi bahan. Proses pendinginan pada las kondisi umum berlangsung secara gradual tanpa penurunan suhu secara mendadak (quenching). Proses pendinginan pada las cocok dengan menggunakan diagram CCT (continous coolling transformation). Diagram CCT untuk logam las baja di mana struktur austenit berubah menjadi berbagai fasa tergantung pada kecepatan pendinginan.

Manfaat pengujian dengan cara destruktif test
1. Dapat memverifikasi sifat material.
2. Dapat menentukan kualitas lasan.
3. Dapat membantu untuk mengurangi kegagalan, kecelakaan dan biaya.

4. Dapat memastikan kepatuhan terhadap peraturan.
Previous
Next Post »
Thanks for your comment