BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dalam
bahasa sehari-hari korosi dikenal dengan perkaratan. Karat merupakan
sebutan bagi korosi pada besi, padahal korosi merupakan gejala destruktif yang mempengaruhi
hampir semua logam. Besi adalah salah satu dari banyak jenis logam yang
mengalami korosi. Karena itu tidak mengherankan bila istilah korosi dan karat
hampir dianggap sama. Korosi dikenal merugikan karena bersifat merusak logam
dan membahayakan.
Dalam kehidupan sehari-hari, korosi dapat kita jumpai
terjadi pada berbagai jenis logam. Bangunan-bangunan maupun peralatan
elektronik yang memakai komponen logam seperti seng, tembaga, besi baja, dan
sebagainya semuanya dapat terserang oleh korosi ini. Selain pada perkakas logam
ukuran besar, korosi ternyata juga mampu menyerang logam pada komponen-komponen
renik peralatan elektronik, mulai dari jam digital hingga komputer serta
peralatan canggih lainnya yang digunakan dalam berbagai aktivitas umat manusia,
baik dalam kegiatan industri maupun di dalam rumah tangga.
Korosi
pada logam menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Hasil riset yang
berlangsung tahun 2002 di Amerika Serikat memperkirakan, kerugian akibat korosi
yang menyerang permesinan industri, infrastruktur, sampai perangkat
transportasi di negara adidaya itu mencapai 276 miliar dollar AS. Ini berarti
3,1 persen dari Gross Domestic Product (GDP)-nya. sebenarnya, negara-negara di
kawasan tropis seperti Indonesia paling banyak menderita kerugian akibat korosi
ini. tetapi, tidak ada data yang jelas di negara-negara tersebut tentang jumlah
kerugian setiap tahunnya.
Salah satu jenis korosi yang menyebabkan kerugian
adalah korosi kavitasi. Korosi kavitasi tersebut disebabkan karena terbentuknya
gekembung air pada pipa karena perbedaan tekanan. Gelembung air tersebut dapat
menyebabkan ledakan pada impeller pompa sehingga menyebabkan lapisan pelindung
dapat lepas. Proses perambatan retak yang disebabkan terpecahnya gelembung pada
impeller pompa perlu riset lebih lanjut supaya lebih mengetahui mekanisme yang
terjadi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud dengan
korosi?
2.
Apa penyebab korosi?
3.
Apa yang dimaksud dengan korosi
kavitasi?
4.
Bagaimana dampak terjadinya
korosi?
5.
Bagaimana penanggulangan terjadinya
korosi?
1.3 Tujuan
Penelitian
1.
Mengetahui pengertian korosi
2.
Mengetahui jenis-jenis korosi
yang ada
3.
Mengetahui mekanisme
terjadinya korosi secara umum
4.
Mengetahui mekanisme
terjadinya korosi kavitasi
5.
Mengetahui cara penanggulangan
korosi kavitasi
1.4 Manfaat Penalitian
1.
Memberikan pemahaman mengenai pengertian korosi secara
umum
2.
Memberikan pengalaman
kepada penulis untuk menerapkan dan memperluas wawasan penerapan teori dan
pengetahuan yang telah diterima di dalam perkuliahan pada kegiatan nyata
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Korosi
Korosi adalah kerusakan atau
degradasi logam akibat
reaksi redoks antara
suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan
senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi
disebut perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Pada
peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara)
mengalami reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida
atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.nH2O, suatu zat
padat yang berwarna coklat-merah. Korosi merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku
Fe(s) <–>
Fe2+(aq) + 2e
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain
dari besi itu yang bertindak sebagia katode,
di mana oksigen tereduksi.
O2(g) + 4H+(aq) + 4e
<–> 2H2O(l) atau O2(g) + 2H2O(l) + 4e
<–> 4OH–(aq)
Ion besi(II) yang terbentuk pada
anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi(III) yang kemudian membentuk
senyawa oksida terhidrasi, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu
yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai
katode,bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan
rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diartikan sebagai
serangan yang merusak logam karena logam bereaksi secara kimia atau elektrokimia dengan lingkungan. Ada
definisi lain yang mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari bijih mineralnya. Contohnya, bijih mineral
logam besi di
alam bebas ada dalam bentuk senyawabesi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan dihasilkan besi yang
digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan
lingkungan yang menyebabkan korosi (kembali menjadi senyawa besi oksida).
Deret Volta dan hukum Nernst akan membantu untuk dapat mengetahui kemungkinan
terjadinya korosi. Kecepatan korosi sangat tergantung pada banyak faktor,
seperti ada atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat
menghalangi beda potensial terhadap elektroda lainnya yang akan sangat
berbeda bila masih bersih dari oksida.
2.2
Penyebab terjadinya korosi
Faktro penyebab terjadinya korosi dapat
dibagi menjadi 3 bagian yaitu sifat dari material, faktor lingkungan dan adanya
reaksi
2.2.1 Sifat material
1.
Pengaruh susunan kimia material Semua logam termasuk baja tahan
karat, alumunium, dan sebagainya cenderung akan akan mengalami pengkaratan oleh
media korosif.
2. Pengaruh struktur kristal Kurangnya homogenitas struktur dapat menimbulkan efek-efek galvanis mikro pada
material yang menyebabkan pengkaratan. Perbedaan potensial akan mneyebabkan
terjadinya aliran elektron bila baja dimasukkan kedalam larutan elektrolit.
Pada material yang mengalami deformasi akan lebih mudah terjadi korosi, karena
butiran dalam material mengalami perubahan bentuk dan susunanya.
3. Pengaruh beda potensial bila dua logam mempunyai beda
potensial tidak sama digabungkan dan dimasukkan dalam larutan elektrolit maka
akan terjadi pengkaratan.Pengaruh bentuk permukaan material
4. Permukaan logam yang mempunyai
bentuk sendiri akan menyebabkan terjadinya korosi. Adanya kotoran pada
permukaan material akan menyebabkan korosi karena terperangkapnya oksigenn
dalam material.
2.2.2 Lingkungan Korosi
Adapun beberapa
pengaruh lingkungan korosi secara umum sebagai berikut.
1 Lingkungan Air
Air atau uap air dalam jumlah sedikit atau banyak akan
mempengaruhi tingkat korosi pada logam. Reaksinya bukan hanya antara logam
dengan oksigen saja, tetapi juga dengan uap air yang menjadi reaksi
elektrokimia. Karena air berfungsi sebagai:
o
Pereaksi. Misalnya pada besi akan
berwarna cokelat karena terjadinya besi hidroksida.
o
Pelarut. Produk-produk korosi akan larut
dalam air seperti besi klorida atau besi sulfat.
o
Katalisator. Besi akan cepat bereaksi
dengan O2 dari udara sekitar bila ada uap air.
o
Elektrolit lemah. Sebagai penghantar
arus yang lemah atau kecil.
·
Mekanisme reaksi uap air di udara
dengan logam sebagai berikut (Sumber: Supardi, 1997:72).
4H2O
4H+ + 4OH-
4H+ + O2
2H2O
Fe
Fe2+ +
2e
2Fe + 4H+
2Fe2+ +
4H+
2Fe2+ + 4OH2-
2Fe(OH)2
2Fe(OH)2 + H2 + 1/2 O2
2Fe(OH)3
Fe + 6H2O + 3O2
4Fe(OH)3
Korosi pada lingkungan air bergantung
pada pH, kadar oksigen dan temperatur. Misalnya pada baja tahan karat
pada suhu 300-500oC bisa bertahan dari karat. Namun pada suhu
yang lebih tinggi 600-650oC baja tahan karat akan terserang korosi
dengan cepat. Demikian juga dengan penambahan kadar O2 dalam
air maka akan mempercepat laju korosi pada logam. Pengaruh kondisi lingkungan
yang berubah-ubah sangat mempengaruhi laju korosi. Seperti faktor-faktor
berikut.
2.
pH
Menurut penelitian Whitman dan Russel
ternyata pH dari suatu elektrolit sangat mempengaruhi pada proses terjadinya
korosi pada besi. Pengaturan pH dilakukan dengan pembubuhan KOH pada air yang
pH 6-14 dan pembubuhan asam pada 7-0.
3. Kadar Oksigen
Oksigen hampir ada dimana-mana, karena
potensial redoks sangat tinggi maka oksigen dalam proses korosi akan terlebih
dahulu akan direduksi oleh H+.
Potensial redoks reaksi: O2 + H2O
+ 4e 4OH- ,
E=1,23 V.
Kelarutan O2 dalam larutan harus
dikurangi oleh garam yang terlarut dalam larutan dan kelarutannya bergantung
pada logam yang tercelup dan luasan permukaan logam tercelup serta
temperaturnya.
Adapun macam-macam air seperti air suling merupakan air
yang paling bersih dan bebas dari kation dan anion serta terisolir dari udara
dan bebas mikroba. Adapun air hujan atau salju merupakan
proses sulingan alam, namun demikian air ini masih mengandung CO2 dari
udara yang dapat membentuk senyawa H2CO3 dan akan
bersifat asam menyebabkan korosif pada baja. Untuk air permukaan komposisi zat
terlarut bergantung pada tanah yang ditempati atau tergenang. Tetapi pada
umumnya zat yang terlarut lebih rendah dari pada air laut. Biasanya air
permukaan mengandung Ca2+, Mg2+, NH4+,
Cl-, dan SO-4 yang agresifitasnya lebih
rendah daripada air laut.
Korosi oleh air bersih pada logam yang tidak mulia akan
terbentuk reaksi sebagai berikut: L + 2H2O
L(OH)2 + H2
Sedangkan untuk air bersih dan adanya O2, akan
ada proses oksidasi dari udara sekitarnya. Hal ini biasanya terjadi pada air
dekat permukaan.
Reaksinya: 2L + 3H2O + 3/2O2 2L(OH)3
3.1 Lingkungan Udara
Temperatur, kelembaban relatif,
partikel-partikel abrasif dan ion-ion agresif yang terkandung dalam udara
sekitar, sangat mempengaruhi laju korosi. Dalam udara yang murni, baja tahan
karat akan sangat tahan terhadap korosi. Namun apabila udara mulai tercemari
maka serangan korosi dapat mudah terjadi. Salah satu polusi udara yang
menimbulkan karosi adalah NOX dari pabrik asam nitrat, SO2 dari
hasil pembakaran bahan bakar fosil, Cl2 dari pabrik soda dan
NaCl dari air laut.
3.2 Lingkungan Asam, Basa dan Garam
Pada lingkungan air laut, dengan
konsentrasi garam NaCl atau jenis garam-garam yang lain seperti KCl akan
menyebabkan laju korosi logam cepat. Sama halnya
dengan kecepatan alir dari air laut yang sebanding dengan peningkatan laju
korosi, akibat adanya gesekan, tegangan dan temperatur yang mendukung
terjadinya korosi.
Pada larutan basa seperti NaOH (caustic soda),
baja karbon akan tahan terhadap serangan korosi pada media ini dengan suhu
larutan 75 oF (24 oC) dan konsentrasi 45%
berat. Pada larutan asam seperti asam kromat (CrO3), dengan
konsentrasi asam kromat 10% pada suhu 60oC, tidak akan menyerang
baja tahan karat. Dan tingkat korosi akan naik sebanding dengan temperatur dan
konsentrasi yang juga meningkat.
Sedangkan pada larutan asam seperti H2SO4,
proses terjadinya perkaratan pada permukaan baja yang terbuka keseluruhannya
terhadap hujan lebih baik dari pada sebagian saja terkena hujan atau sebagian
terlindungi. Mekanismenya sebagai berikut.
FeH2SO4 + 1/2O2 FeSO4 1/4O2 + 1/2 H2SO4 1/2Fe2(SO4)
1/2Fe2(SO4) 1/2H2O 1/2Fe2O3 + 3/2 H2SO4
(Sumber: Widharto,1999:5)
Senyawa kromat mampu sebagai pemasif yang efektif
terhadap laju korosi pada logam. Dalam kenyataannya dapat tereduksi
menjadi Cr2O3 yang membentuk serpih yang
berwarna hijau kecoklatan. Cr2O3 banyak digunakan
sebagai abrasi pada pemolesan karena Cr2O3 keras,
tajam sehingga mampu mengikis atau mengasah logam menjadi mengkilap.
Penggunaan larutan garam natrium kromat atau sodium
kromat (Na2CrO4) dengan kadar tertentu mampu menghambat
laju korosi. karena natrium kromat sebagai inhibitor kimia, yaitu suatu zat
kimia yang dapat menghambat atau memperlambat suatu reaksi kimia. Secara
khusus, inhibitor korosi merupakan suatu zat kimia yang bila ditambahkan ke dalam
suatu lingkungan tertentu, dapat menurunkan laju penyerangan lingkungan itu
terhadap suatu logam.
Selain itu, fungsi dari inhibitor adalah mampu
memperpanjang umur pakai logam, melindungi dan memperindah permukaan logam,
lebih mengkilap dan terang dengan warna tertentu yang dihasilkan sesuai
inhibitornya.
Penggunaannya sebagai berikut:
o
Na2CrO4 dengan
konsentrasi 50 ppm digunakan pada pipa baja.
o
2,3 gr/l Na2CrO4 untuk
sambungan galvanik Cu-Zn-Fe.
o
2,4 gr/l Na2CrO4 untuk
sambungan galvanik Fe-Al.
o
0,1% Na2CrO4 digunakan
untuk penghambat laju korosi logam Fe, Cu, Zn dalam sistem air pendingin (water
cooling) dan pada larutan garam (Brines).
o
0,1% - 1% Na2CrO4 digunakan
untuk penghambat laju korosi (inhibisi) logam Fe, Pb, Cu, Zn dalam sistem mesin
pendingin (engine coolants).
3.3
Korosi Kavitasi
Terjadi karena tingginya kecepatan cairan menciptakan daerah-daerah
bertekanan tinggi dan rendah secara berulang-ulang pada permukaan peralatan
dimana cairan tersebut mengalir. Maka terjadilah gelembung-gelembung uap air pada
permukaan tersebut, yang apabila pecah kembali menjadi cairan akan menimbulkan
pukulan pada permukaan yang cukup besar untuk memecahkan film oksida pelindung
permukaan. Akibatnya bagian permukaan yang tidak terlindungi terserang korosi.
Karena bagian tersebut menjadi anodik terhadap bagian yang terlindungi.
Karena terjadinya korosi pada bagian tersebut, maka akan kehilangan massa
dan menjadi takik. Takik-takik tersebut akan bertambah dalam karena permukaan
di dalam takik tidak sempat membentuk film pelindung karena kecepatan cairan
yang tinggi dan proses kavitasi akan berlangsung secara berulang-ulang.
3.4
Dampak terjadinya korosi
Dampak yang ditimbulkan korosi
sungguh luar biasa. Berdasarkan pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, Amerika
Serikat mengalokasikan biaya pengendalian korosi sebesar 80 hingga 126 milyar
dollar per tahun. Di Indonesia, dua puluh tahun lalu saja biaya yang
ditimbulkan akibat korosi dalam bidang indusri mencapai 5 trilyun rupiah. Nilai
tersebut memberi gambaran kepada kita betapa besarnya dampak yang ditimbulkan
korosi dan nilai ini semakin meningkat setiap tahunnya karena belum
terlaksananya pengendalian korosi secara baik bidang indusri. Dampak yang
ditimbulkan korosi dapat berupa kerugian langsung dan kerugian tidak langsung.
Kerugian langsung adalah berupa terjadinya kerusakan pada peralatan, permesinan
atau stuktur bangunan. Sedangkan kerugian tidak langsung berupa terhentinya
aktifitas produksi karena terjadinya penggantian peralatan yang rusak akibat
korosi, terjadinya kehilangan produk akibat adanya kerusakan pada kontainer,
tanki bahan bakar atau jaringan pemipaan air bersih atau minyak mentah,
terakumulasinya produk korosi pada alat penukar panas dan jaringan pemipaannya
akan menurunkan efisiensi perpindahan panasnya, dan lain sebagainya.
Dampak
negatif yang ditimbulkan oleh korosi diantaranya adalah:
1.
Adanya kerugian teknis dan depresiasi
2. menurunnya efisiensi
3. menurunnya kekuatan konstruksi
4. Apperance yang buruk
5.karat merupakan polusi dan menambah biaya maintenance
2. menurunnya efisiensi
3. menurunnya kekuatan konstruksi
4. Apperance yang buruk
5.karat merupakan polusi dan menambah biaya maintenance
selain menimbulkan kerugian korosi juga menguntungkan
diantaranya adalah adanya pabrik cat (coating), adanya pekerjaan cathodic
protection.
3.5
Cara pencegahan korosi
Prinsip
sederhananya adalah ”menutup” jalan masuk dan kontak antara permukaan besi
dengan air dan udara. Caranya bisa bermacam-macam, misal dengan cara
pengecatan, dan melapisi besi dengan bahan lain misal chrom, nekel (misal pada
pelg roda sepeda kamu), penyepuhan atau galvanisasi. Ada juga logam yang
dibentuk dari campuran besi sedemikian rupa namun tetap kuat yang disebut
dengan stainless stell atau baja tahan karat, biasanya digunakan untuk pisau,
alat dapur atau alat-alat kedokteran/kesehatan. Cara lainnya adalah dengan apa
ayang disebut dengan proteksi katodik, yaitu menlindungi benda.besi dari karat
dengan menjadikannya benda itu sebagai katoda, secara sederhana bisa dijelaskan
bahwa sebatang besi akan lebih mudah terkena karat dibandingkan tembaga, maka
dengan “menempelkan” besi pada sebuah tembaga, maka karat yang muncul akan
“terserap” menuju besi, bukannya tembaga. Cara ini biasanya digunakan untuk
jalur pipa yang panjang, menara tinggi, dan juga mulai dikembangkan dalam
teknologi pencegah karat di kendaraan mobil. misalnya menara menara antena,
terbuat dari besi kan. Lalu kenapa mereka tidak bisa berkarat? Itu disebabkan
karena setiap beberapa waktu selalu di cat ulang, tidak menyisakan tempat bagi
udara dan air bertemu dengan permukaan besi membentuk karat.
Pencegahan korosi bisa menerapkan
pada prinsip-prinsip berikut :
1.
Mencegah
kontak dengan oksigen dan/atau air
Korosi besi memerlukan oksigen dan air.
Bila salah satu tidak ada, maka peristiwa korosi tidak dapat terjadi.
Korosi dapat dicegah dengan melapisi besi dengan cat, oli, logam lain yang
tahan korosi (logam yang lebih aktif seperti seg dan krom). Penggunaan
logam lain yang kurang aktif (timah dan tembaga) sebagai pelapis pada kaleng
bertujuan agar kaleng cepat hancur di tanah. Timah atau tembaga bersifat
mampercepat proses korosi.
2.
Perlindungan
katoda (pengorbanan anoda)
Besi yang dilapisi atau dihubugkan dengan
logam lain yang lebih aktif akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai
katoda. Di sini, besi berfungsi hanya sebagai tempat terjadinya reduksi
oksigen. Logam lain berperan sebagai anoda, dan mengalami reaksi
oksidasi. Dalam hal ini besi, sebagai katoda, terlindungi oleh logam lain
(sebagai anoda, dikorbankan). Besi akan aman terlindungi selama logam
pelindungnya masih ada / belum habis. Untuk perlindungan katoda pada
sistem jaringan pipa bawah tanah lazim digunakan logam magnesium, Mg.
Logam ini secara berkala harus dikontrol dan diganti.
3.
Membuat
alloy atau paduan logam yang bersifat tahan karat, misalnya besi
dicampur dengan logam Ni dan Cr menjadi baja stainless (72% Fe, 19%Cr, 9%Ni).
4.
Pengecatan.
Jembatan, pagar, dan railing biasanya
dicat. Cat menghindarkan kontak dengan udara dan air. Cat yang mengandung
timbel dan zink (seng) akan lebih baik, karena keduanya melindungi besi
terhadap korosi.
Cara ini diterapkan untuk berbagai
perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah kontak dengan air.
6.
Pembalutan
dengan Plastik.
Berbagai macam barang, misalnya rak piring
dan keranjang sepeda dibalut dengan plastik. Plastik mencegah kontak dengan
udara dan air.
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi
yang dilapisi dengan timah. Pelapisan dilakukan secara elektrolisis, yang
disebuttin plating. Timah tergolong logam yang tahan karat. Akan tetapi,
lapisan timah hanya melindungi besi selama lapisan itu utuh (tanpa cacat).
Apabila lapisan timah ada yang rusak, misalnya tergores, maka timah justru
mendorong/mempercepat korosi besi. Hal itu terjadi karena potensial reduksi
besi lebih negatif daripada timah. Oleh karena itu, besi yang dilapisi dengan
timah akan membentuk suatu sel elektrokimia dengan besi sebagai anode. Dengan demikian,
timah mendorong korosi besi. Akan tetapi hal ini justru yang diharapkan,
sehingga kaleng-kaleng bekas cepat hancur.
8.
Galvanisasi (pelapisan
dengan Zink).
Pipa besi, tiang telepon dan berbagai
barang lain dilapisi dengan zink. Berbeda dengan timah, zink dapat melindungi
besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal ini terjadi karena suatu
mekanisme yang disebut perlindungan katode. Oleh karena potensial reduksi
besi lebih positif daripada zink, maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk
sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi
dan zink yang mengalami oksidasi (berkarat). Badan mobil-mobil baru pada
umumnya telah digalvanisasi, sehingga tahan karat.
9.
Cromium
Plating (pelapisan dengan kromium).
Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan
kromium untuk memberi lapisan pelindung yang mengkilap, misalnya untuk bumper
mobil. Cromium plating juga dilakukan dengan elektrolisis. Sama
seperti zink, kromium dapat memberi perlindungan sekalipun lapisan kromium itu
ada yang rusak.
10. Sacrificial Protection (pengorbanan
anode).
Magnesium adalah logam yang jauh lebih
aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada besi. Jika logam magnesium
dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi besi tidak.
Cara ini digunakan untuk melindungi pipa baja yang ditanam dalam tanah atau
badan kapal laut. Secara periodik, batang magnesium harus diganti.
11.
Memendekkan tinggi isap
Pada dasarnya semakin pendek
langkah isap maka kevakuman tekanan tidak terlalu besar. Ketika kevakuman kecil
maka kemungkinan terjadinya pembentukan gelembung gas semakin kecil.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Simpulan dari isi makalah ini adalah
1.
Korosi adalah kerusakan atau
degradasi logam akibat
reaksi redoks antara
suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan
senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki.
2.
Penyebab korosi dapat dibagi menjadi 3
bagian yaitu sifat dari material, faktor lingkungan dan adanya reaksi kimia
3.
Korosi kavitasi disebabkan
karena perbedaan tekanan pada pipa sehingga menimbulkan gelembung gas.
Gelembung gas tersebut yang nantinya pecah dan menimbulkan hilangnya lapisan
pelindung dan bersifat anodik.
4. Dampak yang ditimbulkan korosi dapat
berupa kerugian langsung dan kerugian tidak langsung. Kerugian langsung adalah
berupa terjadinya kerusakan pada peralatan, permesinan atau stuktur bangunan.
Sedangkan kerugian tidak langsung berupa terhentinya aktifitas produksi karena
terjadinya penggantian peralatan yang rusak akibat korosi, terjadinya
kehilangan produk akibat adanya kerusakan pada kontainer, tanki bahan bakar
atau jaringan pemipaan air bersih atau minyak mentah, terakumulasinya produk
korosi pada alat penukar panas dan jaringan pemipaannya akan menurunkan
efisiensi perpindahan panasnya, dan lain sebagainya.
5. Pencegahan
korosi dapat dilakukan dengan Mencegah
kontak dengan oksigen dan/atau air, perlindungan katoda (pengorbanan anoda), membuat alloy atau paduan logam yang
bersifat tahan karat, pengecatan,
pelumuran dengan oli atau gemuk, pembalutan
dengan plastik, tin plating (pelapisan
dengan timah), galvanisasi (pelapisan
dengan zink), cromium plating (pelapisan
dengan kromium), sacrificial
protection (pengorbanan anode).
3.2 Saran
Dalam perancangan
sebuah alat atau mesin perlu perancangan terhadap laju korosi yang ada.
Perancangan laju korosi ini dapat memastikan umur dari alat yang dirancang.
Semain besar toleransi sebuah alat/mesin yang dirancang maka umur/ long live dari alat/mesin yang dirancang
semakin lama.
DAFTAR PUSTAKA
1 comments:
Click here for commentsApabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan solusi Chemical yang tepat kepada Anda,mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.Harga
Terjangkau
Cost saving
Solusi
Penawaran spesial
Hemat biaya Energi dan listrik
Mengurangi mikroba & menghilangkan lumut
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
1.
Coagulan, nutrisi dan bakteri
Flokulan
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Garment wash
Eco Loundry
Paper Chemical
Textile Chemical
Degreaser & Floor Cleaner Plant
2.
Oli industri
Oli Hydrolik (penggunaan untuk segala jenis Hydrolik)
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
3.
Other Chemical
RO Chemical
Hand sanitizer
Disinfectant
Evaporator
Oli Grease
Karung
Synthetic PAO.. GENLUBRIC VG 68 C-PAO
Zinc oxide
Thinner
Macam 2 lem
Alat-alat listrik
Packaging
Pallet
CAT COLD GALVANIZE COMPOUND K 404 CG
Almunium
ConversionConversion EmoticonEmoticon